Sabtu, 24 Maret 2012

Permata dalam Sejarah

Hasrat manusia terdapat perhiasan batu permata serta sesuatu benda yang indah untuk mempercantik diri telah berlangsung selama ribuan tahun. Perhiasan berbentuk cincin, kalung, atau gelang yang dikenakan manusia sebagai jimat atau pembawa keberuntungan juga telah berakar ribuan tahun silam.
Perhiasan kalung tertua yang ditemukan dalam makam kuno ada yang berusia 20,000 tahun terdiri dari kulit kerang, tulang dan gading. Kami tidak tahu apa tujuan memilikinya atau apa yang berada di benak pemiliknya saat itu, tetapi pada zaman zaman setelah itu perhiasan dikenakan oleh para pemiliknya sebagai symbol kekuasaan atau lambang keberhasilan secara materi. Jadi boleh dikatakan sebagai status symbol karena dengan memilikinya, dapat menunjukkan kedudukan si pemilik. Perhiasan batu permata juga juga di percaya oleh sebagian masyarakat sebagai pelindung dari bahaya atau penolak bala.
Keindahan dan hasrat terhadap logam mulia serta batu permata menumbuhkan inspirasi membuat batu permata dalam bentuk ukiran seperti bunga, jambangan serta bentuk benda seni lainnya. Ukiran-ukiran dari batu jadeite (giok) telah dikenal diChina 4500 tahun silam. Pada saat yang hampir sama seniman-seniman Sumeria dan Mesir juga membuat perhiasan dengan mengukir batu permata dari jenis batu Lapis lazuli, turquoise (pirus), chalcedony, amethyst (kecubung) serta lainnya. Orang-orang Romawi sangat menyenangi batu-batu akik berukiran.
Dari mana sajakah datangnya batu-batu permata yang indah dan menakjubkan tersebut? Menurut catatan sejarah, batu-batu permata yang masih berbentuk seperti krikil namun berwarna-warni pertama kali ditemukan di sungai-sungai dan pantai- pantai. Dengan semakin berkembangnya zaman dan peradaban manusia, berbagai jenis permata mulai ditambang secara lebih teratur dari berbagai daerah pengahasil dan dengan demikian perdagangan batu permata kian berkembang pesat. Orang Mesir menambang batu turquoise di Sinai dan batu amethyst  (kecubung) di dekat Aswan,tetapi mereka mengimpor batu lapis lazuli dari Badakshan, Afganistan, tempat satu-satunya di dunia yang dikenal sebagai penghasil lapis lazuli pada saat itu.
Batu-batu yang mengandung permata juga ditemukan di India, Burma, Srilanka,dan sangat terkenal akan mutunya seperti intan, ruby, sapphire, spinel  sejak berabad- abad silam. Batu permata yang berasal dari daerah ini sangat memukau dan memilikicharisma serta daya tarik yang mendunia, serta bernilai sangat tinggi intan Koh-I- Noor yang berbobot berat sekitar 109 carat, yang kini berada pada mahkota kerajaanInggris. Ada lagi Blue Hope diamond,intan berwarna biru berbobot berat sekitar 45carat juga berasal dari India.Kini banyak tambang di dunia yang telah ditemukan seperti di Amerika Utara,Amerika Selatan, Afrika, Australia, Siberi, Brazil, Colombia, Thailand, Vietnam,Cina, Indonesia, Madagaskar, dan di banyak tempat di benua Eropa.

APAKAH SEBENARNYA BATU PERMATA?

Sejak zaman dulu berbagai jenis bahan, alami maupun artifisial, banyak dijadikan perhiasan yang indah. Namun sekarang istilah batu permata telah dipahami secaraumum bahwa ia berasal dari mineral-mineral dalam alam, terbentuk secara alami,memiliki keindahan yang menarik, berharga karena langka dan dapat bertahan untuk dipakai sebagai perhiasan untuk jangka waktu lama.
Kebanyakan batu-batu permata adalah mineral-mineral yang telah terbentuk dalamkondisi alam yang berbeda pada perut bumi. Mineral miliki komposisi kimiawitertentu dan memiliki susunan atom yang beraturan, sehingga memiliki sifat-sifatfisik da optic yang relative konstan atau tetap. Sifat seperti berat jenis dan indeks biasdapat diukur secara tepat untuk mengatahui identitas sebuah mineral.
Pada dasarnya batu permata seharusnya keras, tidak terpengaruh oleh cuaca panas,takanan bumi, atau tahan gores dalam pemakaian sehari-harinya. Banyak batu permata terbentuk dari bahan silica semisal emerald (zambrud), aquamarine, peridot,amethyst  (kecubung) dan jenis lainnya.Ruby, sapphire, spinel, dan crhysoberyl  terdiri dari bahan oxide. Intan adalah permata unik diantara permata lainnya karenaterbentuk dari bahan kimiawi tunggal yajni carbon. Jadeite (giok), lapis lazuli, adalah batu bongkahan yang disebut aggregate , terdiri dari beberapa macam mineral.
Hewan dan tumbuh-tumbuhan juga digolongkan sebagai sumber untuk permata yang agak rapuh, yang disebut permata inorganic. Jenis ini telah sejak dahulu kala digunakan sebagai perhiasan. Amber  berasal dari getah pohon yang mengeras. Fossilized Wood berasal dari pohon. Sedangkan mutiara, kulit kerang, dan coral dibentuk oleh hewan laut dari bahan kimiawi calcium carbonate. Gading gajah ataupun taring hewan daratan maupun hewan laut juga umum dipakai sebagai perhiasan.Namun sekarang gading gajah di beberapa Negara tidak diperbolehkandipakai untuk mencegah musnahnya spesies oleh para pemburu.

KEINDAHAN
Batu permata yang telah diasah atau diolah akan memunculkan keindahannyayang menakjubkan dan memukau bagi mata yang melihatnya seperti kecemerlangan pada sebuah diamond  atau kilau seperti pelangi pada mutiara, atau gambar cantik  pada batu akik.
Cahaya adalah sumber keindahan bagi batu permata. Tanpa adanya interaksiantara cahaya dan mineral, sebuah batu ruby tidak akan tampak semenarik bilaterkena cahaya. Demikian pula gemerlap sebutir intan akan tampak lebih memukaudengan pancaran warna-warni pelangi. Pantulan warna-warni pada batu opal (kalimaya) pun menjadi tampak sangat indah.
Hampir semua jenis batu permata kurang tampil indah pada saat masih berbentuk kasar atau sebelum diasah. Keindahan yang dimunculkan sangat tergantung padakeahlian seorang pengasah. Pada diamond kecemerlangan dan pemancaran warna pelangi tergantung pada proporsional atau tidaknya diamond saat pengasahan dilakukan.

KELANGKAAN
Jika keindahan batu permata merupakan daya tarik pertama, kelangkaan membuatnya bersifat ekslusif dan mempunyai nilai tambah bagi sebuah permata karena gairah untuk memilikinya semakin besar. Kelangkaan sebuah batu berkualitassangat mempengaruhi harganya di pasaran. Batu dari group quartz (kwarsa) dan group feldspar bersama-sama memenuhi dua per tiga (2/3) dari kerak bumi. Namun hanya sedikit quartz  yang memiliki keindahan warna seperti amethyst yang berkualitas tinggi. Demikian juga dengan labradorite feldspar. Beberapa batu permata tergolong langka seperti Diamond yang ditemukan hanya sekitar 25 carat (5gram) per 120 ton tanah Kimberlite. Pada kasus tertentu diamond pun tergolong langka karena ukuran besar yang di atas normal seperti diamond Cullinan seberat 3,106 sebelum diasah.
Nilai sebuah permata amat tergantung pada kualitas warnanya, bebas dari nodakotoran di dalamnya, bobot berat, dan hasil asahannya. Umumnya permta dijual berdasarkan harga per carat (karat). Selain itu nilanya juga tergantung pada trendmode serta kepercayaan berbagai budaya di masyarakat. Fluktuasi permintaan pasar dan pasokan sangat berpengaruh terhadap harga permata tertentu.

KEAWETAN (DAYA TAHAN PERHIASAN)
Batu permata sejak dulu kala telah dipakai oleh manusia dan hingga kini masihada yang kondisinya masih bagus tidak rusak oleh berlalunya waktu karena memilikidaya tahan gores (hardness) yang relatif tinggi, tidak mudah sumbing dan pecah, jugatahan terhadap perubahan kimiawi. Hardness atau daya tahan terhadap goresan diukur oleh Friedrich Mohs, seorang mineralogist asal Jerman pada tahun 1822 yang memperkenalkan Skala Mohs. Iamemilih 10 mineral yang telah dikenalnya dan mengatur skala tingkat tahan goresdari terendah hingga tertinggi. Mineral diamond pada urutan tertinggi 10 akan menggores mineral corundum pada tingkat 9 dan seterusnya. Urutannya sebagai berikut:
1.Talc
2.Gypsum
3.Calcite
4.Fluorite
5.Apatite
6.Orthoclase Feldspar
7.Quartz
8.Topaz
9.Corundum
10.Diamond

PENGARUH SINAR PADA BATU PERMATA
Semua batu permata yang berkualitas tinggi maupun yang berkualitas rendah tidak akan menarik perhatian sama sekali tanpa adanya pengaruh dari sinar yangmemantulkan ataupun yang membiaskannya  Luster, adalah kilauan yang disebabkan oleh pamantulan sinar pada permukaan permata yang halus dan licin. Kilauan pada sebuah
diamond menunjukkan luster yangtinggi bila dibandingkan dengan luster yang rendah pada batu turquoise (pirus) yangkasar  permukaannya. Pantulan sinar juga dapat menimbulkan efek khusus atau disebut phenomena pada beberapa spesies batu permata. Ini desebabkan terpantulnya sinar yang jatuh padainklusi-inklusi atau struktur bagian dalam batu permata tertentu.


•Asterism (Star):




disebabkan oleh pemantulan sinar pada jarum-jarum halus yang disebut retiles pada ruby dan sapphire sehingga muncul garis-garis bersilang.

•Chatoyancy (Cat’s Eye):
disebabkan oleh pematulan snar pada serabut-serabut halus atau pipa-pipa sangat halus yang sejajar.

•Adularescence:
adalah pemantulan sinar yang berpindah-pindah disebabkanoleh ketidakrataan struktur di dalam batu sehingga sinar menyebar.

Aventurescence:
adalah pemantulan sinar pada serpihan-serpihan halus didalam batu.

•Labradorescence:
pancaran sinar yang terlihat dari sudut pandang tertentudisebabkan terganggunya jalan sinar saat melalui struktur batu yang berlapis.

•Play Of Color:
penampilan warna-warni yang bergerak pada batu opal yang disebabkan oleh butiran-butiran mikroskopis silica yang menebarkan warna pelangi.

•Orient:
pemunculan warna pelangi pada permukaan mutiara yang disebabkanoleh lewatnya sinar melalui lapisan-lapisan nacre

•Iridescence:
permainan warna-warni ang berubah karena jalan sinar yang terganggu.

•Color Change (Alexandrite Effect):
perubahan warna pada batu yang terjadi pada saat sumber cahaya berwarna putih diganti sumber cahaya berwarnamerah. Seperti dari lampu neon dan lampu pijar

PEMOTONGAN DAN PENGASAHAN
Pengasah batu permata yang handal dapat membuat kerikil batu permata yangtidak menarik menjadi batu permata bernilai mahal setelah diasah. Pengasah permata yang berpengalaman akan meneliti seluruh aspek seperti bentuk materi asal, posisi noda di dalam, retak pada batu atau cacat-cacat lainnya sebelum memutuskan cara memotong. Tetapi mereka tidak akan selalu mengikuti aturan yang ketat. Biasanya proses pemotongan dan pengasahan merupakan kompromi antara memunculkan keindahan permata yang terbaik dan memperoleh berat akhir semaksimal mungkin.
Bilamana kita berbicara mengenai bentuk batu permata, biasanya yang kitamaksudkan adalah penampilan tampak mukanya. Umumnya bentuk yang beredar di pasaran adalah bentuk bulat, oval, pear, hati, cushion, princess, emerald.Untuk memahami bagian-bagian irisan pada proses pengasahan, ada beberapa jenis cutting  yang umum ditemukan pada batu permata.
Cutting style atau pola asahan merujuk pada cara bagaimana batu permata itu dibentuk atau diiris. Sebagai contoh batu permata bentuk oval cabochon atau diberiirisan-irisan menjadi oval brilliant. Adakalanya bahan permata dalam bentuk kasar tidak dipotong atau diasah dalam bentuk tertentu, hanya dihaluskan dan dilicinkan permukaannya, tetapi tetap seperti bentuk semula. Proses ini disebut tumbling.

CABOCHON

bentuk cutting tertua sebelum tahun 1300 dan palingsederhana, bentuk bulat atau oval dengan bagian atas berbentuk kubah. Saat ini cutting bentuk ini banyak digunakan untuk permata tidak tembus atau sedikit tembus cahaya. Juga untuk permata yang memiliki phenomena cat’seye, star, adularescence,dan lainnya.

TABLE CUT: berbentuk segi empat bujur sangkar dengan 9 irisan, mulaidiperkenalkan tahun 1450-an. Seiring berkembangnya teknologi dan inovasi para pemotong dan pengasah batu permata, dan penggunaan gergaji pemotong diamond  sekitar tahun 1900-an, maka diperkenalkan perubahan dalam pengasahan. Pengasahmenemukan cara pengirisan permata untuk menghasilkan kecemerlangan kilauan, dan dispersi yang indah. Tahun 1920-an, modern brilliant cut mulai diperkenalkan oleh seorang master cutter Marcel Tolkowsky.

ROUND BRILLIANT CUT

paling popular hingga saat ini

STEP CUT

memiliki irisan-irisan bergaris dan bertingkat-tingkat sepertitangga.

MIXED CUT

memiliki gabungan irisan-irisan brilliant cut  pada bagian atas(crown) serta irisan-irisan step cut  pada bagian bawah (pavilion). Cutting  ini amat popular dan banyak ditemukan batu permata.

FANCY CUT: adalah bentuk asahan yang bias berbentuk apa saja dan tidak mengikuti ketentuan yang ketat seperti umumnya. Bisa gabungan dari cabochon, brilliant cut, atau step cut . Misalnya bufftop , adalah permatadengan bentuk cabochon pada bagian atas dan diberi faset-faset (irisan-irisan) pada bagian bawahnya. Adapula Purtuguese cut  dimana bentuknya bulat, di-faset dengan pola berbeda dari round brilliant cut yang umum.
Dengan berkembangnya teknologi mengasah batu permata, maka kini beberapa pengasah mulai bereksperimen dengan irisan-irisan cembung (concave facest) dimana biasanya bagian atas rata. Dengan irisan cembungakan menambah kecemerlangan permata karena bila cahaya menembus permata dengan permukaan yang rata, maka sinar akan dipantulkan hanya pada satu arah, tetapi pada permukaan cembung sinar akan berpencar ke berbagai arah sehingga menambah kecemerlangan. Karena pengasahannyamemerlukan waktu yang lebih lama maka harga batu permata dengan irisan-irisan cembung jauh lebih mahal daripada yang irisan biasa.

UKIRAN (CARVING): adalah jenis pengasahan permata yang memerlukankeahlian khusus agar mendapatkan bentuk atau desain yang indah, tidak sekedar membuat irisan-irisan yang lengkung dan cembung.

ENGRAVING: desain ukiran pada permukaan batu.

CAMEO: biasanya batu chalcedony dengan desain ukiran timbul.

INTAGLIO

batu yang diukir di dalamnya dengan desain tertentu.

SCULPTURE:

batu atau permata yang dipotong, diukir bentuk 3 dimensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar