Hasrat
manusia terdapat perhiasan batu permata serta sesuatu benda yang indah untuk mempercantik
diri telah berlangsung selama ribuan tahun. Perhiasan berbentuk cincin, kalung,
atau gelang yang dikenakan manusia sebagai jimat atau pembawa keberuntungan
juga telah berakar ribuan tahun silam.
Perhiasan
kalung tertua yang ditemukan dalam makam kuno ada yang berusia 20,000 tahun
terdiri dari kulit kerang, tulang dan gading. Kami tidak tahu apa tujuan memilikinya
atau apa yang berada di benak pemiliknya saat itu, tetapi pada zaman zaman
setelah itu perhiasan dikenakan oleh para pemiliknya sebagai symbol kekuasaan
atau lambang keberhasilan secara materi. Jadi boleh dikatakan sebagai status
symbol karena dengan memilikinya, dapat menunjukkan kedudukan si pemilik. Perhiasan
batu permata juga juga di percaya oleh sebagian masyarakat sebagai pelindung
dari bahaya atau penolak bala.
Keindahan
dan hasrat terhadap logam mulia serta batu permata menumbuhkan inspirasi
membuat batu permata dalam bentuk ukiran seperti bunga, jambangan serta bentuk
benda seni lainnya. Ukiran-ukiran dari batu jadeite (giok) telah dikenal
diChina 4500 tahun silam. Pada saat yang hampir sama seniman-seniman Sumeria
dan Mesir juga membuat perhiasan dengan mengukir batu permata dari jenis batu Lapis
lazuli, turquoise (pirus), chalcedony, amethyst (kecubung) serta lainnya.
Orang-orang Romawi sangat menyenangi batu-batu akik berukiran.
Dari
mana sajakah datangnya batu-batu permata yang indah dan menakjubkan tersebut?
Menurut catatan sejarah, batu-batu permata yang masih berbentuk seperti krikil
namun berwarna-warni pertama kali ditemukan di sungai-sungai dan pantai-
pantai. Dengan semakin berkembangnya zaman dan peradaban manusia, berbagai
jenis permata mulai ditambang secara lebih teratur dari berbagai daerah
pengahasil dan dengan demikian perdagangan batu permata kian berkembang pesat.
Orang Mesir menambang batu turquoise di Sinai dan batu amethyst (kecubung) di dekat Aswan,tetapi mereka
mengimpor batu lapis lazuli dari Badakshan, Afganistan, tempat satu-satunya di
dunia yang dikenal sebagai penghasil lapis lazuli pada saat itu.
Batu-batu
yang mengandung permata juga ditemukan di India, Burma, Srilanka,dan sangat
terkenal akan mutunya seperti intan, ruby, sapphire, spinel sejak berabad- abad silam. Batu permata yang
berasal dari daerah ini sangat memukau dan memilikicharisma serta daya tarik
yang mendunia, serta bernilai sangat tinggi intan Koh-I- Noor yang berbobot
berat sekitar 109 carat, yang kini berada pada mahkota kerajaanInggris. Ada
lagi Blue Hope diamond,intan berwarna biru berbobot berat sekitar 45carat juga
berasal dari India.Kini banyak tambang di dunia yang telah ditemukan seperti di
Amerika Utara,Amerika Selatan, Afrika, Australia, Siberi, Brazil, Colombia,
Thailand, Vietnam,Cina, Indonesia, Madagaskar, dan di banyak tempat di benua
Eropa.
APAKAH
SEBENARNYA BATU PERMATA?
Sejak
zaman dulu berbagai jenis bahan, alami maupun artifisial, banyak dijadikan
perhiasan yang indah. Namun sekarang istilah batu permata telah dipahami
secaraumum bahwa ia berasal dari mineral-mineral dalam alam, terbentuk secara
alami,memiliki keindahan yang menarik, berharga karena langka dan dapat
bertahan untuk dipakai sebagai perhiasan untuk jangka waktu lama.
Kebanyakan
batu-batu permata adalah mineral-mineral yang telah terbentuk dalamkondisi alam
yang berbeda pada perut bumi. Mineral miliki komposisi kimiawitertentu dan
memiliki susunan atom yang beraturan, sehingga memiliki sifat-sifatfisik da
optic yang relative konstan atau tetap. Sifat seperti berat jenis dan indeks
biasdapat diukur secara tepat untuk mengatahui identitas sebuah mineral.
Pada
dasarnya batu permata seharusnya keras, tidak terpengaruh oleh cuaca
panas,takanan bumi, atau tahan gores dalam pemakaian sehari-harinya. Banyak
batu permata terbentuk dari bahan silica semisal emerald (zambrud), aquamarine,
peridot,amethyst (kecubung) dan jenis
lainnya.Ruby, sapphire, spinel, dan crhysoberyl
terdiri dari bahan oxide. Intan adalah permata unik diantara permata
lainnya karenaterbentuk dari bahan kimiawi tunggal yajni carbon. Jadeite (giok),
lapis lazuli, adalah batu bongkahan yang disebut aggregate , terdiri dari
beberapa macam mineral.
Hewan
dan tumbuh-tumbuhan juga digolongkan sebagai sumber untuk permata yang agak
rapuh, yang disebut permata inorganic. Jenis ini telah sejak dahulu kala digunakan
sebagai perhiasan. Amber berasal dari
getah pohon yang mengeras. Fossilized Wood berasal dari pohon. Sedangkan
mutiara, kulit kerang, dan coral dibentuk oleh hewan laut dari bahan kimiawi
calcium carbonate. Gading gajah ataupun taring hewan daratan maupun hewan laut
juga umum dipakai sebagai perhiasan.Namun sekarang gading gajah di beberapa
Negara tidak diperbolehkandipakai untuk mencegah musnahnya spesies oleh para
pemburu.
KEINDAHAN
Batu
permata yang telah diasah atau diolah akan memunculkan keindahannyayang
menakjubkan dan memukau bagi mata yang melihatnya seperti kecemerlangan pada
sebuah diamond atau kilau seperti
pelangi pada mutiara, atau gambar cantik
pada batu akik.
Cahaya
adalah sumber keindahan bagi batu permata. Tanpa adanya interaksiantara cahaya
dan mineral, sebuah batu ruby tidak akan tampak semenarik bilaterkena cahaya.
Demikian pula gemerlap sebutir intan akan tampak lebih memukaudengan pancaran
warna-warni pelangi. Pantulan warna-warni pada batu opal (kalimaya) pun menjadi
tampak sangat indah.
Hampir
semua jenis batu permata kurang tampil indah pada saat masih berbentuk kasar
atau sebelum diasah. Keindahan yang dimunculkan sangat tergantung padakeahlian
seorang pengasah. Pada diamond kecemerlangan dan pemancaran warna pelangi
tergantung pada proporsional atau tidaknya diamond saat pengasahan dilakukan.
KELANGKAAN
Jika
keindahan batu permata merupakan daya tarik pertama, kelangkaan membuatnya
bersifat ekslusif dan mempunyai nilai tambah bagi sebuah permata karena gairah
untuk memilikinya semakin besar. Kelangkaan sebuah batu berkualitassangat
mempengaruhi harganya di pasaran. Batu dari group quartz (kwarsa) dan group
feldspar bersama-sama memenuhi dua per tiga (2/3) dari kerak bumi. Namun hanya
sedikit quartz yang memiliki keindahan
warna seperti amethyst yang berkualitas tinggi. Demikian juga dengan
labradorite feldspar. Beberapa batu permata tergolong langka seperti Diamond
yang ditemukan hanya sekitar 25 carat (5gram) per 120 ton tanah Kimberlite.
Pada kasus tertentu diamond pun tergolong langka karena ukuran besar yang di
atas normal seperti diamond Cullinan seberat 3,106 sebelum diasah.
Nilai
sebuah permata amat tergantung pada kualitas warnanya, bebas dari nodakotoran
di dalamnya, bobot berat, dan hasil asahannya. Umumnya permta dijual
berdasarkan harga per carat (karat). Selain itu nilanya juga tergantung pada
trendmode serta kepercayaan berbagai budaya di masyarakat. Fluktuasi permintaan
pasar dan pasokan sangat berpengaruh terhadap harga permata tertentu.
KEAWETAN (DAYA TAHAN
PERHIASAN)
Batu
permata sejak dulu kala telah dipakai oleh manusia dan hingga kini masihada
yang kondisinya masih bagus tidak rusak oleh berlalunya waktu karena
memilikidaya tahan gores (hardness) yang relatif tinggi, tidak mudah sumbing
dan pecah, jugatahan terhadap perubahan kimiawi. Hardness atau daya tahan
terhadap goresan diukur oleh Friedrich Mohs, seorang mineralogist asal Jerman
pada tahun 1822 yang memperkenalkan Skala Mohs. Iamemilih 10 mineral yang telah
dikenalnya dan mengatur skala tingkat tahan goresdari terendah hingga tertinggi.
Mineral diamond pada urutan tertinggi 10 akan menggores mineral corundum pada
tingkat 9 dan seterusnya. Urutannya sebagai berikut:
1.Talc
2.Gypsum
3.Calcite
4.Fluorite
5.Apatite
6.Orthoclase Feldspar
7.Quartz
8.Topaz
9.Corundum
10.Diamond
PENGARUH SINAR PADA BATU
PERMATA
Semua batu permata yang
berkualitas tinggi maupun yang berkualitas rendah tidak akan menarik perhatian
sama sekali tanpa adanya pengaruh dari sinar yangmemantulkan ataupun yang
membiaskannya Luster, adalah kilauan yang
disebabkan oleh pamantulan sinar pada permukaan permata yang halus dan licin.
Kilauan pada sebuah
diamond menunjukkan luster
yangtinggi bila dibandingkan dengan luster yang rendah pada batu turquoise
(pirus) yangkasar permukaannya. Pantulan
sinar juga dapat menimbulkan efek khusus atau disebut phenomena pada beberapa
spesies batu permata. Ini desebabkan terpantulnya sinar yang jatuh
padainklusi-inklusi atau struktur bagian dalam batu permata tertentu.
•Asterism (Star):
disebabkan oleh pemantulan
sinar pada jarum-jarum halus yang disebut retiles pada ruby dan sapphire
sehingga muncul garis-garis bersilang.
•Chatoyancy (Cat’s Eye):
disebabkan oleh pematulan
snar pada serabut-serabut halus atau pipa-pipa sangat halus yang sejajar.
•Adularescence:
adalah pemantulan sinar yang
berpindah-pindah disebabkanoleh ketidakrataan struktur di dalam batu sehingga
sinar menyebar.
•Aventurescence:
adalah pemantulan sinar
pada serpihan-serpihan halus didalam batu.
•Labradorescence:
pancaran sinar yang
terlihat dari sudut pandang tertentudisebabkan terganggunya jalan sinar saat
melalui struktur batu yang berlapis.
•Play Of Color:
penampilan warna-warni yang
bergerak pada batu opal yang disebabkan oleh butiran-butiran mikroskopis silica
yang menebarkan warna pelangi.
•Orient:
pemunculan warna pelangi
pada permukaan mutiara yang disebabkanoleh lewatnya sinar melalui
lapisan-lapisan nacre
•Iridescence:
permainan warna-warni ang
berubah karena jalan sinar yang terganggu.
•Color Change
(Alexandrite Effect):
perubahan warna pada batu
yang terjadi pada saat sumber cahaya berwarna putih diganti sumber cahaya
berwarnamerah. Seperti dari lampu neon dan lampu pijar
PEMOTONGAN
DAN PENGASAHAN
Pengasah
batu permata yang handal dapat membuat kerikil batu permata yangtidak menarik
menjadi batu permata bernilai mahal setelah diasah. Pengasah permata yang
berpengalaman akan meneliti seluruh aspek seperti bentuk materi asal, posisi noda
di dalam, retak pada batu atau cacat-cacat lainnya sebelum memutuskan cara memotong.
Tetapi mereka tidak akan selalu mengikuti aturan yang ketat. Biasanya proses
pemotongan dan pengasahan merupakan kompromi antara memunculkan keindahan
permata yang terbaik dan memperoleh berat akhir semaksimal mungkin.
Bilamana
kita berbicara mengenai bentuk batu permata, biasanya yang kitamaksudkan adalah
penampilan tampak mukanya. Umumnya bentuk yang beredar di pasaran adalah bentuk
bulat, oval, pear, hati, cushion, princess, emerald.Untuk memahami
bagian-bagian irisan pada proses pengasahan, ada beberapa jenis cutting yang umum ditemukan pada batu permata.
Cutting
style atau pola asahan merujuk pada cara bagaimana batu permata itu dibentuk
atau diiris. Sebagai contoh batu permata bentuk oval cabochon atau
diberiirisan-irisan menjadi oval brilliant. Adakalanya bahan permata dalam
bentuk kasar tidak dipotong atau diasah dalam bentuk tertentu, hanya dihaluskan
dan dilicinkan permukaannya, tetapi tetap seperti bentuk semula. Proses ini
disebut tumbling.
CABOCHON:
bentuk cutting tertua sebelum tahun
1300 dan palingsederhana, bentuk bulat atau oval dengan bagian atas berbentuk
kubah. Saat ini cutting bentuk ini banyak digunakan untuk permata tidak tembus
atau sedikit tembus cahaya. Juga untuk permata yang memiliki phenomena
cat’seye, star, adularescence,dan lainnya.
TABLE CUT: berbentuk segi empat bujur sangkar
dengan 9 irisan, mulaidiperkenalkan tahun 1450-an. Seiring berkembangnya
teknologi dan inovasi para pemotong dan pengasah batu permata, dan penggunaan
gergaji pemotong diamond sekitar tahun
1900-an, maka diperkenalkan perubahan dalam pengasahan. Pengasahmenemukan cara
pengirisan permata untuk menghasilkan kecemerlangan kilauan, dan dispersi yang
indah. Tahun 1920-an, modern brilliant cut mulai diperkenalkan oleh seorang
master cutter Marcel Tolkowsky.
ROUND BRILLIANT CUT:
paling popular hingga saat ini
STEP CUT:
memiliki irisan-irisan bergaris dan
bertingkat-tingkat sepertitangga.
MIXED CUT:
memiliki gabungan irisan-irisan
brilliant cut pada bagian atas(crown) serta
irisan-irisan step cut pada bagian bawah
(pavilion). Cutting ini amat popular dan
banyak ditemukan batu permata.
FANCY CUT: adalah bentuk asahan yang bias
berbentuk apa saja dan tidak mengikuti ketentuan yang ketat seperti umumnya.
Bisa gabungan dari cabochon, brilliant cut, atau step cut . Misalnya bufftop ,
adalah permatadengan bentuk cabochon pada bagian atas dan diberi faset-faset
(irisan-irisan) pada bagian bawahnya. Adapula Purtuguese cut dimana bentuknya bulat, di-faset dengan pola
berbeda dari round brilliant cut yang umum.
Dengan
berkembangnya teknologi mengasah batu permata, maka kini beberapa pengasah
mulai bereksperimen dengan irisan-irisan cembung (concave facest) dimana
biasanya bagian atas rata. Dengan irisan cembungakan menambah kecemerlangan
permata karena bila cahaya menembus permata dengan permukaan yang rata, maka
sinar akan dipantulkan hanya pada satu arah, tetapi pada permukaan cembung
sinar akan berpencar ke berbagai arah sehingga menambah kecemerlangan. Karena
pengasahannyamemerlukan waktu yang lebih lama maka harga batu permata dengan
irisan-irisan cembung jauh lebih mahal daripada yang irisan biasa.
UKIRAN (CARVING): adalah jenis pengasahan permata
yang memerlukankeahlian khusus agar mendapatkan bentuk atau desain yang indah,
tidak sekedar membuat irisan-irisan yang lengkung dan cembung.
ENGRAVING: desain ukiran pada permukaan batu.
CAMEO: biasanya batu chalcedony dengan
desain ukiran timbul.
INTAGLIO:
batu yang diukir di dalamnya dengan
desain tertentu.
SCULPTURE:
batu atau permata yang dipotong,
diukir bentuk 3 dimensi.